Minggu, 14 November 2010

Gunung Merapi


AssalaamualaIkum Wr. Wb

Berikut ini merupakan artikel yang membahas  mengenai kejadian meletusnya gunung Merapi. Hal yang dibahas didalamnya antara lain :
1.      Gunung Meletus
2.      Tragedi meletusnya gunung Merapi, seperti :
a.      Letak Gunung Merapi
b.      Sejarah Gunung Merapi
c.       Riwayat Letusan Merapi
d.      Tanda-tanda Meletus
e.      Proses terjadinya letusan Merapi 2010
f.        Akibat letusan Merapi
g.      Material yang dikeluarkan
h.      Pasca Vulkanik
i.        Dampak Positif Negatif Merapi meletus
Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Selamat membaca.

------------------------------------

Gunung Berapi
Gunung berapi terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Indonesia berada pada pertemuan antara 3 lempeng besar yang terdiri dari dari 2 lempeng benua dan 1 lempeng samudera. Oleh karena itu, sangatlah wajar kalau tatanan tektonik Indonesia sangat kompleks. Di bagian barat sampai selatan Indonesia merupakan daerah zona subduksi
yang juga merupakan jalur gunung api. Di Indonesia terdapat sekitar 129 buah gunung berapi yang masih aktif dan merentang sepanjang 700 KM mulai dari Aceh (Sumatra), Jawa, Sulawesi (bukit Barisan), Nusa Tenggara dan Maluku dengan luas daerah yang terancam terkena dampak letusan sekitar 16.670 Km2.

Letusan gunung berapi merupakan suatu gejala alam yang menakutkan dan sangatlah berbahaya bagi semua mahluk hidu yang berada dilereng gunung tersebut bahkan bagi mahluk hidup yang berada beberapa puluh kilo meter dari gunung tersebut. Dengan mengesampingkan bahaya dari letusannya, sebenarnya gunung berapi juga memberi manfaat yang banyak bagi manusia. Misalnya lahan-lahan pertanian disekitar gunung berapi tersebut dapat menjadi semakin subur akibat abu vulkanik dari letusan gunung tersebut.
Berikut adalah Tingkatan status Gunung Berapi.
Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia
Status
Makna
Tindakan
AWAS
  • Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana
  • Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
  • Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
  • Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan
  • Koordinasi dilakukan secara harian
  • Piket penuh
SIAGA
  • Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana
  • Peningkatan intensif kegiatan seismik
  • Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
  • Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu
  • Sosialisasi di wilayah terancam
  • Penyiapan sarana darurat
  • Koordinasi harian
  • Piket penuh
WASPADA
  • Ada aktivitas apa pun bentuknya
  • Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
  • Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
  • Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal
  • Penyuluhan/sosialisasi
  • Penilaian bahaya
  • Pengecekan sarana
  • Pelaksanaan piket terbatas
NORMAL
  • Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
  • Level aktivitas dasar
  • Pengamatan rutin
  • Survei dan penyelidikan





Tipe-Tipe Letusan Gunung Api


 





Terdapat beberapa jenis gunung berapi. Pembahagian jenis gunung berapi berdasarkan ciri-ciri bentuk gunung berapi, jenis lava dan bahan yang membentuk gunung berapi.
Jenis dan ciri-ciri gunung berapi
Gunung berapi lava asid
  • letusan gunung berapi amat kuat.
  • lava sangat likat dan mengalir dengan perlahan.
  • mempunyai cerun yang curam.
  • contoh: Gunung Vesuvius di Itali.

Gunung berapi lava bes
  • mempunyai cerun yang landai.
  • lava sangat panas dan cair.
  • lava mengalir dengan laju.
  • contoh: Gunung Mauna Loa di Hawaii.
Gunung berapi komposit
  • dikenali sebagai stratokun.
  • kon utama terbina daripada abu dan lava.
  • kon-kon kecil terbentuk di cerun-cerun kon utama.
  • kon-kon kecil dinamakan kon parasit.
  • contoh: Gunung Fuji di Jepun, Gunung Mayon di Filipina.
Gunung berapi abu dan sinder
  • terbentuk daripada letupan yang sangat kuat.
  • mengeluarkan bahan piroklas seperti lapilli, abu, bom, serpihan kecil dan gas.
  • bahan piroklas akan jatuh di sekitar lohong dan membentuk cerun yang curam.
  • contoh: Gunung Paricutin di Mexico.

Gunung Merapi
            Pada tahun ini, gunung merapi menunjukkan aktifitas yang sangat tinggi. Terjad sebuah letusan gunung Merapi pada hari Selasa tanggal 26 Oktober 2010. Letusan yang mengakibatkan daerah 13 km sekitar Gunung Merapi menjadi daratan abu ini menunjukan aktivitas seismiknya sejak akhir September 2010.

Letak dan luas

Posisi geografis kawasan TN Gunung Merapi adalah di antara koordinat 07°22'33" - 07°52'30" LS dan 110°15'00" - 110°37'30" BT. Sedangkan luas totalnya sekitar 6.410 ha, dengan 5.126,01 ha di wilayah Jawa Tengah dan 1.283,99 ha di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kawasan TN G Merapi tersebut termasuk wilayah kabupaten-kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten di Jawa Tengah, serta Sleman di Yogyakarta.

Sejarah kawasan

Hutan-hutan di Gunung Merapi telah ditetapkan sebagai kawasan lindung sejak tahun 1931 untuk perlindungan sumber air, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang.
Sebelum ditunjuk menjadi TNG Merapi, kawasan hutan di wilayah yang termasuk propinsi DI Yogyakarta terdiri dari fungsi-fungsi hutan lindung seluas 1.041,38 ha, cagar alam (CA) Plawangan Turgo 146,16 ha; dan taman wisata alam (TWA) Plawangan Turgo 96,45 ha. Kawasan hutan di wilayah Jateng yang masuk dalam wilayah TN ini merupakan hutan lindung seluas 5.126 ha.
Deskripsi fisik wilayah
Wilayah G Merapi berada pada ketinggian antara 600 - 2.968 m dpl. Topografi kawasan mulai dari landai hingga berbukit dan bergunung-gunung. Di sebelah utara terdapat dataran tinggi yang menyempit di antara dua buah gunung, yakni Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di sekitar Kecamatan Selo, Boyolali.
Di bagian selatan, lereng Merapi terus turun dan melandai hingga ke pantai selatan di tepi Samudera Hindia, melintasi wilayah kota Yogyakarta. Pada sebelum kaki gunung, terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang merupakan bagian kawasan wisata Kaliurang.
Iklim
Tipe iklim di wilayah ini adalah tipe C menurut klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson, yakni agak basah dengan nilai Q antara 33,3% - 66%. Besar curah hujan bervariasi antara 875 - 2527 mm pertahun. Variasi curah hujan di tiap-tiap kabupaten adalah sbb.:
  • Magelang: 2.252 – 3.627 mm/th
  • Boyolali: 1.856 – 3.136 mm/th
  • Klaten : 902 – 2.490 mm/th
  • Sleman : 1.869,8 – 2.495 mm/th
Hidrologi
Wilayah Gunung Merapi merupakan sumber bagi tiga DAS (daerah aliran sungai), yakni DAS Progo di bagian barat; DAS Opak di bagian selatan dan DAS Bengawan Solo di sebelah timur. Keseluruhan, terdapat sekitar 27 sungai di seputar Gunung Merapi yang mengalir ke tiga DAS tersebut.

Beberapa tanda-tanda sebelum meletus

  • Suhu di sekitar gunung naik.
  • Mata air menjadi kering
  • Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
  • Tumbuhan di sekitar gunung layu
  • Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Kronologi Peristiwa letusan Merapi

Kronologi:
  • 20 September, Status Gunung Merapi dinaikkan dari Normal menjadi Waspada oleh BPPTK Yogyakarta.
  • 21 Oktober, Status berubah menjadi Siaga pada pukul 18.00 WIB.
  • 25 Oktober, BPPTK Yogyakarta meningkatkan status Gunung Merapi menjadi Awas pada pukul 06.00 WIB.
  • 26 Oktober, Gunung Merapi memasuki tahap erupsi. Menurut laporan BPPTKA, letusan terjadi sekitar pukul 17.02 WIB. Sedikitnya terjadi hingga tiga kali letusan. Letusan diiringi keluarnya awan panas setinggi 1,5 meter yang mengarah ke Kaliadem, Kepuharjo. Letusan ini menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km.
  • 27 Oktober, Gunung Merapi pun meletus. Dari sekian lama penelitian gunung teraktif di dunia ini pun meletus.
  • 28 Oktober, Gunung Merapi memuntahkan Lava pijar yang muncul hampir bersamaan dengan keluarnya awan panas pada pukul 19.54 WIB.
Berikut adalah kronologi letusan Gunung Merapi
1.     Pukul 17.02 mulai terjadi awan panas selama 9 menit
2.     Pukul 17.18 terjadi awan panas selama 4 menit
3.     Pukul 17.23 terjadi awan panas selama 5 menit
4.     Pukul 17.30 terjadi awan panas selama 2 menit
5.     Pukul 17.37 terjadi awan panas selama 2 menit
6.     Pukul 17.42 terjadi awan panas besar selama 33 menit
7.     Pukul 18.00 sampai dengan 18.45 terdengar suara gemuruh dari Pos Pengamatan Merapi di Jrakah dan Selo
8.     Pukul 18.10, pukul 18.15, pukul 18.25 terdengan suara dentuman
9.     Pukul 18.16 terjadi awan panas selama 5 menit
10.Pukul 18.21 terjadi awan panas besar selama 33 menit
11.  Dari pos Pengamatan Gunung Merapi Selo terlihat nyala api bersama kolom asap membumbung ke atas setinggi 1,5 km dari puncak Gunung Merapi
12.   Pukul 18.54 aktivitas awan panas mulai mereda
13.  Luncuran awan panas mengarah ke sektor Barat-Barat Daya dan sektor Selatan-Tenggara

Akibat Letusan Merapi


Jumlah warga yang meninggal paska letusan Gunung Merapi bertambah. Hari ini, Minggu, 14 November 2010, tercatat enam warga meninggal lagi. Dengan demikian, total korban meninggal menjadi 178 orang sejak akhir Oktober 2010.Total warga sekitar Gunung Merapi yang sampai saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Sardjito mencapai 91 orang. Sebanyak 21 orang mengalami luka bakar dan 70 non luka bakar.Selain jumlah warga yang luka, saat ini masih terdapat warga yang belum diketahui nasibnya. Menurut laporan yang diterima Tim Disaster Victim Identification Polda DIY, tercatat 257 warga yang belum diketahui keberadaannya.Dari semua warga yang dilaporkan hilang, paling banyak berasal dari Kecamatan Cangkringan. Usia mereka rata-rata di atas 40 tahun.
Roda ekonomi Cangkringan kini lumpuh total. Bahkan boleh jadi perekonomian DI Yogyakarta dan sekitarnya mungkin collapse. Akibat terjadinya letusan, desa yang terletak di kaki Gunung Merapi ini di tinggal oleh seluruh warganya. Hingga perekonomiannya pun ikut mati. Keadaan ini juga berdampak besar bagi keadaan Provinsi DI Yogyakarta. Sehingga dapat dikatakan Meletusnya Merapi ini mengakibatkan dampak yang sangat besar bagi Indonesia.
Selain perkonomian, letusan gunung Merapi juga berdampak bagi kesehatan. Abu vulkanik yang dihasilkan oleh letusan ini membuat banyaknya penyakit ISPA yang terjadi. Keadaan ini semakin dipersulit akibat jumlah tim medis yang kurang memadai, sehingga banyak mahasiswa dan relawan yang tidak berlatarbelakang di bidang kesahatan ikut turun tangan untuk membantu dengan semapu mereka.
Berikut ini kesimpulan beberapa dampak yang terjadi akibat letusan Gunung Merapi.
1.       Luka bakar yang diderita pasien. Pasien yang terkena letusan erupsi merapi, banyak yang mengeluhkan sakitnya akibat luka bakar. Luka bakar yang diderita banyak tipe-nya, sesuai dengan derajat parahnya luka bakarnya.

2.        Cedera dan penyakit langsung akibat batu, kerikil, larva dan lain-lain. Luka atau Lesi sangat terjadi. Topikal sangatlah berperan untuk kasus ini.

3.        Dampak dari abu gunung merapi yaitu berbagai jenis gas seperti Sulfur Dioksida (SO2), gas Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrogen Dioksida (NO2), serta debu dalam bentuk partikel debu (Total Suspended Particulate atau Particulate Matter).

4.       Memperburukan penyakit yang sudah lama diderita pasien/pengungsi. Penyakit kronis alias menahun yang diderita akan meningkat seiring adanya semburan eru[si merapi ini.

5.       Kecelakaan lalu lintas akibat jalan berdebu licin, jatuh karena panik, serta makanan yang terkontaminasi, dan lain-lain.

6.       Banyak dari penduduk, terutama sekitar Gunung Merapi yang kehilangan pekerjaan rutin kesehariannya. Bahaya ini jauh lebih penting ketimbang 5 Dampak Bahaya Letusan Merapi ini.

Meterial Yang dikeluarkan

Sejak meletus pada 26 Oktober lalu, yang diikuti serangkaian letusan hingga Selasa 2 November pagi, Gunung Merapi telah mengeluarkan material lebih dari 11 juta meter kubik. Diperkirakan material yang dikeluarkan bertambah banyak mengingat letusan terus berlangsung. Gunung Merapi masih berstatus Awas sehingga penduduk dilarang berada di radius 15 kilometer.
Adapun Material yang dikeluarkan yaitu
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbonmonoksida (CO), Karbondioksida (CO2), Hidrogen Sulfide (H2S), Sulfurdioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayahan manusia.
Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
Abu letusan
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya.
Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.






DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF LETUSAN MERAPI


Seperti yang di sebutkan pada akibat letusan Merapi diatas bahwa, Merapi menyababkan terjadinya beberapa dampak yang merugikan. Adapun dampak negatif dari letusan tersebut telah disebutkan diatas yaitu meliputi korban jiwa dan kerugian meteriil penduduk dan negara, timbulnya penyakit pada korban seperti ISPA, kecalakaan lalu lintas, lumpuhnya perekonomian Negara dan banyaknya penduduk yang kehilangan pekerjaan.
Selain itu, gunung meletus juga menyebabkan dampak positif. Meskipun untuk letusan Merapi ini dampak tersebut belum terlihat secara signifikan, namun telah ada beberapa penduduk yang neraup keuntungan dari letusan ini. Diantaranya penambang pasir di pinggiran aliran lahar dingin. Akibat kehilangan pekerjaan para korbanpun kehilangan sumber pendapatan mereka. Hal ini memaksa mereka untuk tetap bekerja, seperti yang dilakukan seorang ibu dan anak yang bekerja menambang pasir di aliran lahar dingin. Dalam sehari mereka dapat mengumpulkan satu truk pasir dengan pendapatan Rp. 50.000,-. Meskipun menantang bahaya namun mereka nekat melakukannya untuk memenuhi kebuhan hidup mereka di pengungsian.
Beberapa dampak lain adalah  hasil muntahan vulkanik bagi lahan pertanian dapat menyuburkan tanah, namun dampah ini hanya dirasakan oleh  penduduk sekitar gunung. Dan bahan material vulkanik berupa pasir dan batu dapat digunakan sebagai bahan material.


  Sekian artkel ini, semoga bermanfaat.

2 komentar:

  1. assalamualaikum sobat,
    sekarang masih berstatus siaga ya mungkin, karena sering terjadi letusan kecil dan hujan abu di sekitar gunugn merapi

    BalasHapus